Kamis, 19 Mei 2016

jika tanah di serobotan belajarlah ke jhengis khan yang agung




Catatan harian 1.

Ini bukanlah catatan harian pertama, atau catatan harian satu-satunya kubuat.

Ini adalah catatan harian yang pertama kucipta, dengan tujuan berbagi, dan masih tentang hukum.

Hari ini tercipta romansa di tengah riak hujan kota barru yang turun sejak sore.

Badan yang lelah sudah sedikit terobati oleh guyuran air mandi yang diakhiri dengan basuhan kasih tuhan yang menerima sedikit doa setelah sujud di awal malam setelah senja tergelincir berganti bulan yang malusembunyi di balik awan

Lalu perjalanan ke sebelah simbol rumah tuhan bagi ummat muslim pun ku mulai, perjalanan menuju kesenangan lain dalam hidup, perjalanan pencarian kebenaran yang kucatat saat ini, perjalanan yang kusebut sebagai saung hukum

Hari ini seorang bapak berkumis menghampiriku, saat sedang asyik menikmati hujan dan renungan tentang masa depan

Lalu bapak itu menegur ku karna mengenaliku, dan perbincangan basa basi pun dimulai, dan menuju ke perbincangan ngalur ngidul, seperti biasanya beginilah saung ini dimulai, dari pembicaraan masalah pribadi hari ini, makan siang dimana, dan berakhir ke ada masalah apa

Bapak berkumis teman ber-saung ku hari ini menceritakan tentang masalah tanah.

Hahhhh massalah ini lagi, gumam ku dalam hati, masalah yang dialami hampir semua orang tanpa mengenal kaya atau miskin, dimana yang miskin kesulitan karena hak atas tanahnya yang tidak jelas, atau warisannya yang dicaplok orang

Tapi bapak berkumis ini bukan bagian dari golongan yang tidak mampu, maka jenis masalah tanahnya jelas berbeda, atau setidaknya sedikit berbeda

Bapak ini menceritakan beberapa assetnya yang berasal dari warisan orang tua, yang kemudian menjadi cikal bakal beberapa masalah, baik yang disadarinya sedang mengintai, maupun masalah yang tidak disadarinya

Dia berceloteh tentang orang yang diminta orang tuanya dulu untuk menjaga tanah milik mereka,

Dia berseloroh, dengan sedikit makian, bangsat.... orang tak tau di untung, sudah dikasi makan malah ngambil tanah orang... sahutnya sedikit keras dan tegas

Kutimpali dengan tanya, memang ngambilnya gimana pak?...., iyya... maaaasak saya ngambil kayu di tanah saya, eeeh dia malah lapor polisi...., saya dilapor maling kayu darah tanah dia, padahal itu kan tanah saya...jawabnya dengan satu hembusan nafas,

Dia lanjut menceritkan kronologis kejadian yang tidak mengenakkannya mulai dari meninggalnya orang tua sampai dengan niat memperbaiki rumah dengan kayu yang menurutnya milik sendiri karena tumbuh di tanah yang digarap orang tuanya selama ini, dibantu seorang kawan orang tuanya, yang sekarang sedang berusaha menjadiaknnya tersangka.

Dari ceritanya kutangkap pula bahwa dia membagi harta warisan almarhum orang tuanya dengan membuat sebuah perjanjian sesama ahli waris, yang hanya di tempeli materai dan ditandatangani bersama

Kuambil sebatang surya (biasanya super, tapi berhubung di barru TIDAK ADA mart-mart-an maka inilah tembakau andalan baruku selama berkelana ber-saung di barru) kubakar ujungnya dan menghasilkan bumbungan asap pekat, dimana inspirasi mulai menguap  bersama tiap inci nikotin yang terbakar

Ditengah bumbungan asap dan inspirasi yang mulai terkumpul, maka kucoba urai dalam kata tentang beberapa kebenaran temporal yang kupegang tentang tanah, warisan, dan penyerobotan

Kukatakan pada bapak berkumis, bahwa yang kufahami bahwa semua tanah di indonesia ini sebenarnya kekuasaan pemerintah, dan saat ini kita berdiri di atas indonesia, dan semua tanah adalah kekuasan indonesia

dan instilah HAK MILIK diatas tanah itu tidak sama dengan kita memahami hak milik kita pada motor, henpon ato sajadah yang kita tenteng ini

dia mengngguk, tanda mengerti, dan aku tersenyum tanda berharap apa yang dia mengerti sama dengan apa yang ku arti

daaaan, tanah punya almarhum orangtua bapak tidak pindah jadi milik bapak secara semerta-merta dengan surat kesepakatan itu.. lanjutku.

Tanah itu kuasa pemerintah, dan pemerintah memberi hak kepada orang tua bapak, hak itu baru punya bapak jika hak itu berpindah kepada bapak, tanah itu menjadi milik bapak melalui sebuah proses, kami orang hukum menyebutnya proses pengalihan hak.

jadiiii punya bapak adalah hak, bukan tanah, itu pun sekarang belum pindah kepada bapak
bagaimana dengan saya yang dituduh nyerobot?... pungkasnya penuh rasa ingin tahu.

Punya orang tua bapak kan hak tanah itu?... bukan punya bapak, bukan pun punya dia...

Yang berhak melapor itu yang punya hak...

 Yaaah orang tua bapak yang sudah almarhum yang berhak ngelapor.

Jadi tenag lah sebentar...

Sebentar saja tenagnya jangan kelamaan, setelah bapak tenag, cepat urus peralihan hak tanah almarhum orang tua bapak.

Yang melaporkan itu mungkin sedang khilaf, maka balaslah dengan senyuman.

Lalu setelah tersenyum bapak buat perjanjian pengelolaan lahan, atau perjanjian kerja, anggap saja dia pegawai bapak yang kerja ngurusi tanah bapak, kalau orang tadi kalo masih mau kerja sama,

Bapak ingat laaaah..., kemaren saya cerita tentang operasi penguasaan tanah china yang di kerjakan oleh jengis khan,

Khan yang agung itu, tidak mendapat kesetiaan dengan semerta-merta dari para panglima perang terbaiknya

Salah satu jendral kepercayaan khan, adalah salah satu keala suku dari sebuah klan yang pernah di kalahkan khan

Jendral itu dalam pertempuran pernah berlaku curang, dengan menembakkan panah ke jengis khan saat jengis sedang tidur di tenda setelah bendera penghentian gencatan senjata sementara di kibarkan

Daaaan jengis berperang dalam keadaan luka.
Tapi tetep menang...

Dan jendral itu, mungkin sudah mati kalau kita-kita ini yang jadi jengis khan.

Tapi jengis khan mengampuni jendral yang memanahnya dengan curang, saat jendarl itu sedah kalah dimana dia dan pasukannya yang tersisa jadi tawanan perang

Jendral itu dipanggil oleh jhengis ke sebuah lapangan, dan jebdral itu kemudian di dudukkan dalam keadaan tangan terikat

Jhengis lalu mengambil sebuah pedang besar, mengangkatnya tinggi-tinggi dan mengayun kearah jendral itu....

Jendral itu menutup mata, karena tau bahwa dirinya akan di penggal oleh jhengis

Tapi jhengis malah menebas ikatan tangannya, dan berkata....
Angkatlah kepalamu, dan ucapkan sumpah setia kepadaku...niscaya akan kuampuni kau.....

Dan jendral yang menunduk dan merasa dirinya telah mati itu kemudian tidak mengankat kepalanya..

Dia bersujud dan berkata...

Aku lah kepala dari kaum ku, aku telah kalah dalam perang yang kau mengkan dengan adil, kunyatakan kesetiaan padamu, dan akan kulakukan apapun demi jhengis yang agung selama aku DAN KAUMKU, tetap dapat bernafas.

Jhengis lalu memerintahkan semua tawanan perang saat itu, dan berkata..

Hai kalian, apakah kalian sudi memperjuangkan kehormatan bersamaku, jika tidak, pergilah dari hadapan ku...

Semua tawanan perang saat itu bersujud di depan jhengis yang agung, bersama kepala kaum mereka.

Sejak saat itu, jhengis memiliki segerobolan pasukan pemanah terbaik seantero daratan cina, dengan busur panah pendek, dan dapak memanah dari atas kuda mereka, tanpa meleset satu incipun dari targetnya.

Sejak saat itu, jhengis memilik jendral yang melindunginya dari setiap anak panah yang terbang kearah jhengis,

Sejak saat itu, sang jendral yang diampuni jhengis, adalah jendral yang bertaruh nyawa demi melindungi dua hal, kehormatan diatas janjinya, dan seorang pemimpin yang menakutkan tapi berhati lembut

Sejak saat itu, sang jendral telah menerima hujaman ratusan anak panah di punggungnya, demi melindungi jhengis dari anak panah yang tidak dilihatnya

Setelah kuceritakan uraian tadi bapak berkumis itu lalu tersnyum-senyum dalam makna yang tidak kufahami lalu mohon pamit dan minta tolong kapinya dibayarkan.

Ku iyyakan sambil tertawa, semoga jalanya setelah bersaung dengan ku, bisa lebih baik, dan kopi yang ku traktirkan bisa membuka akalnya dan akalku.

Begitulah saung malam ini berakhir, dan berlanjut lagi setelah pulang kerja besok.

-saung hukum ayyub kadriah-   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar