Selasa, 31 Mei 2016

IKUT GADUH SOAL KEJAHATN SEKSUAL PADA ANAK, DAN PERAN ORANG TUA.




Lagi pada gaduh soal kejahatan seksual terhadap anak, jadi saya ikut gaaduh sedikit, yah namanya
pengacara gaul yo mesti ikut gaduh-gaduhan kaya yang lain, daripada dibilang katro

Tapi gaduh kali ini saya bersuara dengan suara yang lain, dari sudut pandang yang lain, yaitu dari sudut padang korban sebagai penyebab terjadinya kejahatan ini,

Ceritanya dimalai Kemarin waktu ketua pengadilan di salah satu daerah ngomong, “pak,mau nda tangani perkara pelecehan seksual terhadap anak” lalu rasanya dapat delima rasa simalakama yang datang di tangan saya, disatu sisi tugas dan disis lain, jiwa saya malas untuk membela, tapi dengan sedikit kening berkerut kujawab saja “IYYA pak.”

Dan persidanganpun dimulai dimana ketua pengadilannya sendiri yang memimpin sidang, dengan keadaan berkeringat karena toga saya ketebalan, dan air conditionernya sedang dalam perbaikan, maklum pengadilan di sulawesi beberapa sedang dalam masa perbaikan, jadilah pembacaan dakwaan ini terasa panas dalam ruang sidang yang tertutup

Mendengar dakwaan, ibu jaksa yang ber api-api, saya sendiri sempat merasa kesal dengan klien saya ini, kejam, jahat, dan seperti bukan manusia

Tapi melihat penampakan klien saya ini, rasanya jauh dari kesan bengis dan maniak seks,
Hmmm, ada apa yah?, kok manusia ini bisa berlaku demikian? Saya membatin disela dakwaan ibu jaksa yang semakin membakar ruangan sidang

Dan setelahnya sidang langsung dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi, yang disiapkan ibu jaksa ini, hakim sempat bertanya apa saya keberatan, saya sempat mau berujar, saya tidak keberatan majelis, saya Cuma kepanasan tapi tidak jadi, dan akhirnya hanya sampai pada pernyataan tidak keberatan

Saksi pertama muncul bersama saksi kedua, bereka adalah ibu dan anak, dan dimana sang anaklah yang menjadi korban dalam keadaan ini

Ibu dari korban adalah seorang pemilik sebuah warung 24-jam yang melayani berbagai pelanggan lintas kota, dan terbiasa menjaga warung ditemani anaknya karena dia adalah single perent

Ibu dan anak ini terbiasa tidur di depan meja kasir mereka, bersama seorang anak lelaki bungsu di keluarga ini, mereka tidur depan meja kasir sambil menunggu pelanggan

Banyak pelanggan yang datang, silih berganti, sampai suatu hari saat mereka tertidur salah satu pelanggan mereka datang untuk minum kopi dan istirahat sejnak

Tanpa diduga pelanggan tersebut, memegang Ke***an anak ini yang sedang tidur disamping ibunya, yang juga sedang tidur, dan baru ketahuan setelah pelanggan ini pergi setelah membayar, dan sang ibu melihat anaknya menangis setelah pelanggannya ini pergi, untung masih sempat dikejar, dicegat dan di tahan, tapi sial bagi sang pelanggan, dan juga saya

Melihat kejadian ini, saya berfikir, tentang bahaya melibatkan anak ditempat kerja, bahaya kejahatan terhadap anak bisa terjadi dimana saja, apalagi ditempat kerja yang rawan seperti warung 24-jam

Tampa bermaksud menyalahkan orang tua, namun melibatkan anak dalam pekerjaan dapat membuat anak kurang terawasi, dan berpotensi pada jatuhnya anak menjadi korban kejahatan

Dalam hal ini kekurang hati-hatian ibu memilih pakaian untuk anaknya, kurangnya penjagaan orang tua di tempat kerja saat membawa anak, memberikan kesempatan pada orang yang tidak berniat menjadi jahat kemudian berbuat jahat

Salah satu majelis hakim yang terbakar akan dakwaan ibu jaksa ini kemudian sempat menyakan tentang orientasi seksual sang pelaku, namun terbukti pelaku ini tidak sama sekali suka dengan anak kecil, hanya kesempatan berbuat jahat yang menjadikannya berbuat jahat, dan pelaku tidak tau bahwa korbannya masih dibawah umur, karena sudut pandang yang membuat korban terlihat lebih dewasa dari sebenarnya

Dari sudut pandang ini, gaduh soal hukum berat pelaku kejahatan seksual, apalagi terhadap anak, kemudian mengusik saya,

Saya bukan tidak setuju, hanya saja, lihat dulu keadaannya, lihat dulu siapa pelakunya, sudut pandang ibu kofifah lebih bikin segar telinga, bahwa hanya pelaku berulang dan pedofilia akut yang diberi HUKUMAN TAMBAHAN,

Bukan semua pelaku kejahatan seksual anak di hukum berat, sama rata, sama rasa, beda kelakuan,

Dan semoga, orang tua lebih hati-hati, ini yang penting, diingat bahwa anak bisa jadi korban, karena orang tua yang lalai, karena kejahatn terjadi bukan hanya karena ada niat tapi KARENA ADA KESEMPATAN, WASPADALAH....WASPADALAH.....WASPADALAH.....


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar